BAB 1. ANALISIS SINOPSIS
Di
sebuah desa terpencil di pinggiran Danau Toba, Sumatera Utara, hidup sepasang
suami istri dengan seorang anak perempuannya yang cantik jelita bernama Seruni.
Seruni sangat rajin membantu orangtuanya bekerja di lading, setiap hari
keluarga kecil itu mengerjakan ladang mereka yang berada di tepi Danau Toba,
dan hasilnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Pada
suatu hari. Seruni pergi ke ladang seorang diri. Seruni hanya ditemani anjing
kesayangannya namanya Toki. Sesampainya diladang gadis itu tidak bekerja tetapi
hanya duduk termenung sepeti ia mengalami masalah yang sulit untuk
dipecahkannya. Memang beberapa hari ini wajah Seruni tampak murung, dia sangat
sedih karena akan dinikahkan kedua orang tuanya dengan seorang pemuda yang
masih sepupunya. Ia sangat bingung, disatu sisi ia tidak mau mengecewakan kedua
orang tuanya dan disisi lain ia tidak sanggup berpisah dengan pemuda pujaan
hatinya. Karena tidak sanggup memikul beben berat itu ia pun mulai putus asa.
“Ya
Tuhan ! Hamba sudah tidak sanggup hidup dengan beban ini,” keluh Seruni. Dengan
berderai air mata Seruni beranjak dari tempat duduknya perlahan kearah Danau
Toba. Gadis itu ingin mengakhiri hidupnya dengan melompat ke Danau Toba yang
bertebing curam itu. Seruni terus berjalan kearah tebing Danau Toba tanpa
memerhatikan jalan yang dilaluinya. Tanpa diduga, ia terperosok ke dalam lubang
batu yang besar dan masuk kedasar lubang. Gadis cantik itu sangat
ketakutan. “Tolooonngg……! Tolooonngg……!
Tolong aku Toki” terdengar Seruni meminta tolong kepada anjing kesayangannya.
Toki mengerti jika Seruni membutuhkan pertolongannya, namun ia tidak dapat
berbuat apa-apa.
“Ah,
lebih baik aku mati saja daripada hidup menderita” pasrah Seruni. Toki yang
mengetahui majikannya terancam bahaya segera berlari pulang ke rumah untuk
meminta bantuan.
“Auggg…! Auggg…! Auggg…!” Toki menggonggong sambil mencakar-cakar
tanah.
“Toki…, mana Seruni? Apa yang terjadi dengannya?” tanya ayah Seruni
kepada anjing itu. Toki membawa ayah dan ibu Seruni ke arah ladang dan langsung
menuju ke arah mulut lubang itu. Alangkah terkejutnya ketika Ayah dan Ibu
Seruni melihat ada lubang batu yang sangat besar dipinggir ladang mereka. Di
dalam lubang terdengar suara seorang wanita : “Parapat… ! Parapat batu …
Parapat !”. “Sernuniii…!
Seruniii…!” teriak Ayah Seruni. Beberapa kali ayahnya berteriak tetapi tidak
dapat jawaban dari Seruni. Hanya terdengar suara Seruni sayup-sayup yang menyuruh
batu itu merapat untuk menghimpitnya.
Warga
yang hadir ditempat itu berusaha membantu. Salah seorang warga mengulurkan
seutas tali samapi ke dasar lubang, namun tali itu tidak tersentuh sama sekali.
Ayah Seruni semakin khawatir dengan anaknya. Sesaat kemudian, tiba-tiba
terdegar suara gemuruh. Bumi bergoyang dengan dashyatnya seakan hendak kiamat.
Lubang batu itu tiba-tiba menutup sendiri. Tebing-tebing di pinggir Danau Toba
pun berguguran. Ayah, Ibu, serta seluruh warga berlari kesana-kemari untuk
menyelamatkan diri. Beberapa saat setelah gempa itu berhenti, tiba-tiba sebuah
batu besar yang menyerupai tubuh seorang gadis dan seolah-olah menggantung pada
dinding tebing di tepi Danau Toba. Oleh karena itu batu itu kemudian diberi
nama “Batu Gantung”.
BAB 2. ANALISIS INTRINSIK
a. TEMA
: Jika kita mempunyai masalah yang berat. Carilah jalan keluar yang terbaik.
b. AMANAT
:
Sebesar apapun masalah pasti
punya jalan keluar, karena Tuhan tidak pernah member cobaan di luar kemampuan
manusia. Jadi, jika kita punya masalah, sebesar apapun masalah itu piker kembali
bagaimana jalan keluar yang terbaik.
c. PENOKOHAN
:
- Seruni : mudah putus asa, rajin, dan
baik
- Ayah
Seruni : bertanggung jawab dan peduli
- Ibu Seruni : bertanggung jawab dan peduli
- Toki : penurut, pintar, dan baik
d. LATAR
:
- Waktu : malam hari
- Tempat : sebuah desa, di ladang, tebing
Danau Toba, lubang batu, rumah
- Suasana : mencekam, sedih, kecewa
e. ALUR :
- Awal : Diperkenalkan siapa Seruni itu. Darimana
asalnya gadis itu.
- Tengah : Seruni merasa sangat bingung
karena harus menikah dengan seorang
pemuda yang masih sepupunya. Karena tertekan beban berat, diapun
memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
- Akhir :
Seruni akhirnya mengakhiri hidupnya di dalam sebuah lubang besar di dekat
ladang mereka.
BAB 3. ANALISIS NILAI
a. Nilai
Sosial :
-
Rajin membantu orang tuanya bekerja di ladang
-
Toki : Mengerti jika majikannya membutuhkan
pertolongan
-
Seruni tidak ingin menegecewakan kedua orang
tuanya
b. Nilai
Budaya :
-
Batu itu merupakan penjelmaan Seruni yang
terhimpit batu cadas di dalam lubang
-
Pekan yang berada di tepi Danau Toba kemudian
diberi nama “Parapat”
c. NIlai
Moral
-
Akibat buruk dari sikap putus asa adalah menemui
ajanya karena dia merasa memiliki beban yang sangat berat
-
Rela menikah dengan seorang pemuda yang masih
sepupunya agar tidak megecewakan kedua orang tuanya
BAB 4. ANALISIS SOSIAL
a. Ciri-ciri
cerita rakyat yang tampak :
-
Anonim
-
Menggunakan bahasa tutur/lisan
-
Komunal
-
Bersifat Statis
-
Tidak berangka tahun
b. Asal
Daerah : SUMATERA UTARA
c. Pengaruh
terhadap budaya dan parawisata :
Baik. Karena menjadi salah
satu legenda atau cerita rakyat yang tekenal dikalangan masyarakat sekitar,
sehingga dari daerah-daerah lain cukup banyak orang yang mengetahui. Dapat
membuat daerah sekitar menjadi dikujungi oleh banyak kalangan masyarakat.
d. Hal
apa yang bisa dipetik ?
Jangan sekali-kali kita
mengikuti hal yang buruk dalam menyelesaikan masalah karena masih ada jalan
keluar yang lebih baik, jika dipikirkan dengan matang-matang
0 komentar:
Posting Komentar